Jadi, seberapa signifikankah dampak dari hilangnya kotoran? Mari kita lihat lebih dekat!
Apakah hilangnya kotoran hanya mengurangi pembangkitan daya?
Tentu saja tidak. Hilangnya kotoran menyembunyikan beberapa potensi bahaya keselamatan:
- Pembuangan Panas yang Terganggu**: Penumpukan debu meningkatkan resistansi termal, dan untuk setiap kenaikan suhu 1°C, daya keluaran modul dapat berkurang hingga 0,5%.
- Efek Titik Panas: Bayangan lokal dapat menyebabkan panas berlebih, berpotensi merusak panel surya dan menimbulkan risiko keselamatan.
- Korosi Kimia: Di wilayah tertentu, debu mungkin memiliki sifat korosif, yang dapat mengikis permukaan modul dan memengaruhi masa pakainya.
Apakah pembangkit listrik tenaga surya di seluruh dunia mengalami kehilangan tanah?
Hilangnya tanah merupakan tantangan umum bagi pembangkit listrik tenaga surya (PV) di seluruh dunia, tetapi tingkat keparahannya sangat bervariasi tergantung pada intensitas radiasi matahari dan distribusi sabuk debu global.
Masalah yang paling kritis adalah bahwa wilayah dengan potensi pembangkitan listrik PV yang tinggi sering kali merupakan wilayah yang paling rentan terhadap kehilangan akibat tanah.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, yang menggambarkan potensi pembangkitan daya fotovoltaik (PV) global, kawasan seperti Afrika Utara, Timur Tengah, Tiongkok Barat, Amerika Serikat Barat Daya, Meksiko, Eropa Selatan, Australia, dan pesisir timur dan barat Amerika Selatan memiliki intensitas radiasi matahari dan durasi sinar matahari terbaik di dunia. Kawasan ini telah menjadi zona pengembangan utama untuk proyek PV skala besar.
Gambar 2, peta distribusi sensitivitas debu global, menggambarkan intensitas badai pasir di berbagai wilayah. Area gelap pada kedua gambar saling tumpang tindih secara signifikan, yang menunjukkan bahwa wilayah yang paling cocok untuk pembangkit listrik tenaga surya skala besar juga lebih rentan terhadap polusi debu. Wilayah ini memerlukan pembersihan yang lebih sering dan, dibandingkan dengan wilayah lain, menghadapi kondisi yang lebih keras seperti suhu tinggi dan kelangkaan air.
Seberapa besar hilangnya kotoran dapat mengurangi pembangkitan daya?
Menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA), pada tahun 2018, kerugian pembangkit listrik akibat debu mencapai sedikitnya 3% hingga 4% dari pembangkit listrik fotovoltaik tahunan, yang setara dengan kerugian ekonomi sebesar 3 hingga 5 miliar euro. Pada tahun 2023, kerugian ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 4% hingga 5%, yang setara dengan 4 hingga 7 miliar euro.
Di satu sisi, seiring bertambahnya jumlah pembangkit listrik fotovoltaik (PV) dan bertambahnya waktu operasionalnya, masalah kehilangan debu menjadi lebih jelas, yang menyebabkan kerugian ekonomi yang lebih besar. Selain itu, dengan terobosan berkelanjutan dalam efisiensi konversi modul PV dalam beberapa tahun terakhir, efisiensi pembangkitan daya yang lebih tinggi juga berarti bahwa dampak akumulasi debu menjadi lebih signifikan.
Di sisi lain, sementara harga pembelian listrik global menurun, biaya pembersihan modul secara manual justru meningkat. Menurut statistik IEA, biaya tahunan untuk membersihkan modul 1 MW secara manual di India dapat mencapai 1.000 euro, yang selanjutnya mengurangi keinginan untuk membersihkan pembangkit listrik dan memperparah penumpukan debu.
Solusi yang Lebih Andal, Ekonomis, dan Bebas Repot
Mengatasi tantangan hilangnya kotoran merupakan hal yang mendesak. Praktik telah menunjukkan bahwa pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya skala besar merupakan tugas yang berat. Metode pembersihan manual tradisional mahal, membutuhkan banyak tenaga kerja, menghabiskan banyak air, dan menimbulkan risiko keselamatan. Robot pembersih cerdas tenaga surya menawarkan solusi yang efisien dan ekonomis.
Robot pembersih PV Sanjmec dapat terintegrasi secara cerdas dengan data meteorologi dan, melalui kendali otomatis jarak jauh, mencapai operasi tanpa pengawasan. Robot ini melakukan tugas pembersihan tanpa air sepanjang waktu, sehingga secara signifikan mengurangi kesulitan dan risiko operasional. Saat ini, robot pembersih PV Sanjmec telah berhasil digunakan di pembangkit listrik PV di 14 negara dan kawasan, termasuk Tiongkok, Timur Tengah, dan India, yang secara efektif membantu mengatasi kehilangan akibat pengotoran dan meningkatkan pembangkitan listrik.